Bahasa adalah sebuah kebiasaan dalam berkomunikasi. Bahasa sendiri mempunyai sifat netral, tidak tergantung pada suku atau bangsa seseorang, melainkan merupakan bentuk komunikasi yang tercipta dalam sebuah lingkungan atau demografi. Seorang bule keturunan Jerman yang lahir dan besar di Jogja kemudian tinggal dalam lingkungan berbahasa Jawa dan tidak pernah berbahasa Jerman, secara otomatis akan mempunyai dialek Jawa yang kental sekalipun secara genetik dia adalah orang Jerman.
Melihat kebutuhan berbahasa di masa depan yang semakin global, maka pembelajara berbahasa asing bagi generasi yang lahir di awal abad ini membutuhkan perubahan yang signifikan. Pembelajaran bahasa ke dua / bahasa asing seperti Bahasa Inggris tidak bisa dimulai ketika seorang anak mulai mengenyam bangku sekolah saja, harus dilakukan percepatan dengan melatihnya sejak bayi dengan membiasakan telinga, lidah dan pemahamannya kepada bahasa ke dua yang dikehendaki..
Orang tua jaman sekarang umumnya pernah menerima pelajaran Bahasa Inggris di masa sekolah, nah pengetahuan ini walaupun belum fasih mulai bisa diajarkan kepada bayi Anda. Karena seorang bayi mempunyai sistem otak yang sedang berkembang, jalur-jalur hubungan antar neuronnya masih belum banyak dan potensi memasukkan sebuah pelajaran bahasa akan lebih mudah terserap.
Membiasakan seorang anak sejak bayi mendengarkan percakapan ringan dalam Bahasa Inggris akan memudahkannya menerima pembelajaran secara formal kelak ketika dia sudah sekolah, karena informasi yang pernah didengarnya akan terakses kembali ketika pelajaran secara formal dimulai.
Jadi jangan ragu untuk memulainya, Anda bisa memprogram sistem bahasa Anak Anda sejak bayi dengan mengajaknya bicara dengan bahasa Ibu sebagai yang utama dan juga melatihnya terbiasa dengan bahasa ke dua. Bisa dengan film, lagu atau percakapan di kaset, atau membacakan sebuah cerita berbahasa Inggris secara berkala dan lihat, hal ini akan sangat membantunya kelak ketika dia mulai sekolah, dan Anda tidak perlu pusing dengan nilai pelajaran Bahasa Inggrisnya. Kalau Anda orang tua yang tergolong agresif, Anda bisa menambahkan beberapa bahasa sekaligus untuk memorinya. Apakah Anak tidak akan jenuh menghadapi ini ? Tentu tidak, kecuali Anda mengajari bayi Anda dengan cara sangat formal seperti di kelas dan dikasih tugas-tugas menghafal.....wahhhh bisa stress tuh bayi. Lakukan saja secara alami. Sampai hari ini saya dan banyak orang tidak pernah mengerti bagaimana bisa fasih berbahasa Indonesia, sepertinya terjadi begitu saja, dan seingat saya, saya tidak pernah stress di masa kecil karena disuruh belajar Bahasa Indonesia, saya hanya diajak omong, mendengar, dan berkata-kata dalam Bahasa Indonesia.
Meskipun saya percaya bahwa suatu hari kelak Bahasa Indonesia juga akan menjadi Bahasa Komunikasi Internasional, tidak adal salahnya Anda dan anak Anda tetap mempelajari bahasa-bahasa Asing karena dalam hubungan Internasional, orang akan lebih happy dengan bahasanya sendiri.
Selamat belajar dan mengajar .....